Rabu, 09 Juli 2008

MACAM-MACAM PENGERTIAN FILSAFAT (bagian pertama)

  1. Segi semantik : filsafat berasal dari bahasa Arab 'falsafah', yang berasal dari bahasa Yunani, 'philosophia', yang berarti 'philos' = cinta, suka (loving), dan 'sophia' = pengetahuan, hikmah(wisdom). Jadi 'philosophia' berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. , setiap orang yang berfilsafat akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut 'philosopher', dalam bahasa Arabnya 'failasuf". Pecinta pengetahuan ialah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai tujuan hidupnya .
  2. Segi praktis : filsafat berarti alam pikiran atau alam berpikir. Berfilsafat artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Satu semboyan mengatakan bahwa setiap manusia adalah filsuf. Semboyan ini benar juga, sebab semua manusia berpikir. Akan tetapi secara umum semboyan itu tidak benar, sebab tidak semua manusia yang berpikir adalah filsuf. Filsuf hanyalah orang yang memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam. Filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya.
  3. Kata falsafah merupakan hasil arabisasi, suatu mashdar yang berarti kerja atau pencarian yang dilakukan oleh para filosof. Sebelum Socrates, ada satu kelompok yang menyebut diri mereka sopist (kaum sopist) yang berarti para cendikiawan. Mereka menjadikan pepsepsi manusia sebagai ukuran realitas (kebenaran hakikat) dan menggunakan hujah-hujah yang keliru dalam kesimpulan-kesimpulan mereka.
  4. Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu. Kata Falsafah berasal dari bahasa Yunani. Dalam bahasa Arab, kata ini merupakan kata benda-kerja (mashdar) yang diturunkan dari kata philosophia, merupakan gabungan dari philos dan sophia; yang pertama berarti cinta dan yang kedua berarti kebijkasanaan. Falsafah dapat diartikan; cinta kebijaksanaan. Plato menyebut Socrates sebagai Philoshopos yakni sorang pecinta kebijaksanaan.
  5. Socrates menyebut dirinya seorang filosof, (philosophos), pecinta kebijaksanaan, pecinta kebenaran, menggantikan sophistes yang berarti sarjana. Gelar yang terakhir ini turun derajatnya menjadi orang yang menggunakan penalaran yang salah. Filsafat kemudian menjadi sama artinya dengan kebijaksanaan.
  6. Philosophos sebagai suatu istilah Teknis tidak dipakai pada seorangpun sebelum socrates dan begitu juga sesudahnya. Istlah philosophia juga tidak mempunyai arti yang definitif pada zaman itu, bahkan Aristoteles pun tidak menggunakannya. Belakangan, penggunaan istilah philosophia (filsafat) dan philoshopos (filosof) semakin meluas.
  7. Kata ‘sopist’ (sopist, sopisthes) yang berarti kehilangan dan kemudian menjadi berarti seseorang yang menggunakan hujah-hujah keliru. Dengan demikian, kata sophistry (cara berfikir yang menyesatkan), mempunyai kata yang sama dalam bahasa Arab dengan kata safsathah, dengan arti yang sama. Socrates, karena kerendahan hati dan mungkin juga keinginan menghindarkan diri dari kaum sophis, melarang orang menyebut dirinya sophis, seorang cendikiawan.
  8. Ketika Kaum muslim mengembangakan klasifikasi ilmu Aristoteles, maka memasukkan kata falsafah atau hikmah. Filsafat adalah sains rasional mempunyai dua bagian, yaitu : teoritis dan praktis. Filsafat teoritis untuk menggambarkan sesuatu sebagaimana adanya, dan filsafat praktis untuk menggambarkan perilaku manusia sebagaimana mestinya.
  9. Di kalangan muslim mengambil filsafat dari bahasa Yunani. Lalu memberi sighat (bentuk) dan menggunakannya untuk mengartikan pengetahuan rasional murni. Filsafat menurut pemakaian para filosof muslim secara umum tidak merujuk kepada disiplin sains tertentu; ia meliputi semua sains rasional, bukan ilmu yang diwahyukan atau yang diriwayatkan seperti etimologi, retorika, sharaf, tafsir, hadis dan hukum Oleh katrena itu hanya orang yang menguasai semua sains rasional termasuk didalamnya matematika, ekonomi, etika, teologi, yang dapat disebut sebagai filosof.
  10. Filsafat teroritis terdiri dari tiga bagian: teologi (filsafat tinggi), matematika (filsafat menengah), dan ilmu-ilmu kealaman (filsafat rendah). Filsafat tinggi mempunyai dua disiplin, fenomenologi umum dan teologi itu sendiri. Matematika terdiri dari empat bagian; aritmatika, geometri, astronomi dan musik. Sedangkan ilmu alam mempunyai banyak bagian.

Tidak ada komentar: